Selasa, 28 September 2010

SBY Minta Masalah Teroris Jangan Dibawa ke Politik dan Agama

JAKARTA, (PRLM).-Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan bahwa terorisme merupakan masalah sensitif karena sering terjadi salah paham terhadap apa yang dilakukan penegak hukum. Namun Presiden pun meminta agar masalah teroris tidak dibawa ke wilayah politik dan agama.

"Terorisme tidak ada kaitanya dengan agama. Saya serahkan sepenuhnya kepada penegak hukum. Jangan campur adukan ke dalam ranah politik atau agama. ini berbeda sama sekali," kata Presiden Yudhoyono saat membukan Rapat Paripurna Kabinet di Gedung Sekretariat Negara, Kompleks Istana kepresidenan, Jakarta, Selasa (10/8).

Menurut Presiden, penanganan terorisme memerlukan tindakan yang tepat, profesional, semuanya akuntabel, dan bisa dijelaskan kepada publik. Presiden menegaskan aparat kepolisian telah menemukan bukti dan fakta yang cukup tentang adanya ancaman terorisme. "Bisa saja ada orang yang punya niat seperti itu merancang kegiatan yang tidak patut," kata Presiden.

Presiden berharap adanya ancaman itu tidak menyurutkan semua elemen masyarakat dalam merayakan kemerdekaan Indonesia. Ia meminta TNI dan aparat kepolisian meningkatkan kewaspadaan dan pengamanannya.
"Selebihnya berjalan seperti biasa karena negara tidak boleh kalah dengan kejahatan," kata Presiden.

Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri mengatakan masyarakat tidak perlu berburuk sangka terhadap langkah yang dilakukan polisi untuk mencegah terjadinya ancaman teroris tersebut. Polri meminta masyarakat untuk waspada karena masih ada nama-nama yang membahayakan.

"Masih banyak yang harus kita hadapi. Jadi tolong jangan su'udzon (prasangka buruk). Kami ingin negara kita tentram, aman, damai. Jangan ada korban. Kita mendahului jangan juga kita dicurigai," kata Kapolri.


Setelah penangkapan terduga teroris di daerah Bandung, Kapolri menyebutkan masih ada lagi yang berbahaya. Mereka itu antara lain Abu Tholut dengan pasukan bersenjatanya, ada Umar Patek, ada Upik Lawanga.

Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto mengatakan kondisi keamanan relatif kondusif untuk rangkaian kegiatan memperingati kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 2010 mendatang. Saat ini, pihak keamanan telah memiliki data bahwa memang ada rencana beberapa pihak untuk mengganggu kegiatan 17 Agustus. Aparat keamanan pun sudah menyiapkan sejumlah langkah untuk menghindari kemungkinan terburuk.
"Ada temuan akan mengacau, mengganggu. Tapi aparat keamanan sudah ada datanya," kata Djoko.

Selain meningkatkan pengamanan, Djoko juga meminta semua elemen masyarakat ikut mengambil peran. Dia meminta setiap warga mengenali lingkungan masing-masing, sehingga mengurangi kemungkinan gangguan keamanan.
"Masyarakat harus ikut aktif melihat lingkungannya," katanya.

Selain mengamati lingkungan, Djoko juga meminta masyarakat untuk mewaspadai upaya provokasi melalui media internet. "Saya imbau untuk mencerna betul apa yang ada dalam pesan yang ada di situ, jangan terlalu mudah terpengaruh, jangan terlalu mudah untuk menerima apa saja yang keluar dari twitter, dari facebook," kata Djoko.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar